PELANTIKAN PENGURUS NAHDLOTUL ULAMA " MWC " JEPON, MASA KHIDMAT 2012 - 2017 PADA : 27 MEI 2013. DI KIDANGAN JEPON , BLORA , JAWA TENGAH , INDONESIA No Telepon Pengurus 085 292 156 100 ...............................Blog Masih Dalam Proses Pengeditan jika ada Judul Posting yg masih kosong mohon dimaklumi,,,,salam kenal dan selamat bergabung dengan BLOG kami.....
Tampilkan postingan dengan label KUTBAH JUM'AH. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KUTBAH JUM'AH. Tampilkan semua postingan

Rabu, 29 Mei 2013

Meng-Esa-kan Allah dalam Keyakinan Sekaligus Perbuatan


الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ, أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَأَشْكُرُهُ, وَأَسْأَلُهُ الْمَغْفِرَةَ يَوْمَ الدِّيْنِ.وَأَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَامَحَمَّدًاعَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ بِاالْهُدَى وَالنُّوْرِالْمُبِيْنِ,صَلَّى اللهُ وَ عَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّابَعْدُ
فَأُوْصِيْكُمْ
وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ تَعَالَى:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأََرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ, وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ, وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا, وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ, وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
وَكُلُّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ
Syukur..........
Taqwa...............

Tauhid menurut Islam ialah tauhid i’tiqadi ilmi (keyakinan teoritis) dan tauhid amali suluki (amal perbuatan praktis). Dua ketauhidan ini tidak dapat dipisahkan antara yang satu dengan yang lain.

1.Tauhid i’tiqadilmi
adalah keyakinan, qasd (tujuan), dan iradah (kehendak). Keimanan seseorang tidak akan diterima selama tidak mentauhidkan Allah swt. secara teoritis dan keyakinan. Yaitu beriman bahwa Tuhan itu hanya Allah yang Maha Esa, dalam zat, sifat, dan perbuatan-Nya. Tidak ada sekutu dan tidak ada yang menyerupai-Nya, serta tidak beranak dan tidak diperanakkan.Begitu pula kita harus mentauhidkanNya secara objektif dan praktis, yaitu meng-Esa-kan Allah swt. melalui ibadah yang sempurna, ketaatan yang mutlak, merendahkan diri, bertawakkal, takut dan pengharapan kepada-Nya. Tauhid menurut maknanya yang pertama (i’tiqadi ilmi) ialah apa yang diisyaratkan secara jelas dalam surat Al Ikhlas, ayat-ayat di awal Ali Imran, permulaan surat Thaha, permulaan As Sajdah, permulaan Al Hadid, dll.

2.Tauhid amali suluki
ialah apa yang dimuat, diajak, dan ditunjukkan oleh surat Al Kafirun; seluruh surat Al An’am; permulaan dan akhir Al A’raf; permulaan, pertengahan dan akhir surat Yunus; permulaan dan akhir Az Zumar, dll. Bahkan Imam Ibnul Qoyyim mengatakan bahwa setiap surat Al Quran mengandung makna kedua bentuk tauhid tadi.
Para penulis ilmu tauhid pada masa lalu dan sekarang menamakan jenis tauhid i’tiqadi ilmi dengan Tauhid Rububiyah dan Tauhid amali suluki dengan Tauhid Uluhiyah dengan penjelasannya sebagai berikut (dalam Tauhidullah dan Fenomena Kemusyrikan, Yusuf Al Qardhawi):

a.Tauhid Rububiyah
ialah keyakinan bahwa Allah adalah Tuhan langit dan bumi, Pencipta semua makhluk dan Penguasa seluruh alam. Tidak ada sekutu dalam kekuasaan-Nya dan tidak ada hakim dalam hukum-hukum-Nya selain Dia. Hanya Dia satu-satunya Tuhan bagi segala sesuatu. Satu-satunya Pemberi rizki kepada semua makhluk dan Pengendali semua urusan. Hanya Dia yang mengangkat dan menjatuhkan martabat manusia, Pemberi manfaat dan Penurun bencana, Penganugerah kemuliaan dan kehinaan. Tidak akan ada yang mampu memberi manfaat dan mudharat kepada diri sendiri maupun orang lain, kecuali atas izin dan kehendak-Nya.Tauhid Rububiyah ini hanya diingkari oleh penganut materialisme yang tidak percaya adanya Allah seperti ad-Dahriyyin (ateisme) pada masa lalu dan komunisme pada masa sekarang. Paham yang sama dengan aliran materialisme ialah dualisme yang berkeyakinan bahwa dalam alam ini terdapat dua tuhan. Yaitu tuhan gelap dan terang.
Sedangkan mayoritas musyirikin bangsa Arab pada masa jahiliyah tidak mengingkari Tauhid Rububiyah ini. Sebagaimana ayat-ayat berikut ini
 (artinya),
84. Katakanlah: "Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang adapadanya, jika kamu mengetahui?"
85. mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka Apakah kamu tidak ingat?"
86. Katakanlah: "Siapakah yang Empunya langit yang tujuh dan yang Empunya 'Arsy yang besar?"
87. mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "MakaApakah kamu tidak bertakwa?"
88. Katakanlah: "Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)-Nya, jika kamu mengetahui?"
89. mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "(Kalau demikian), Maka dari jalan manakah kamu ditipu?"
(QS. Al Mu’minun 84-89).
Jawaban orang-orang musyrik itu menunjukkan mereka mengakui Allah sebagai Tuhan yang mencipta alam sekaligus yang mengaturnya. Dengan modal keimanan seperti itu, seharusnya mereka menghambakan diri kepada Allah dan tidak menyekutukanNya. Tetapi justru sebaliknya, mereka menolak untuk beribadah kepada Allah semata atau tidak bertauhid uluhiyah.   

b.Tauhid Uluhiyah
ialah meng-Esa-kan Allah dalam beribadah, patuh dan taat secara mutlak kepada-Nya. Tidak menghambakan diri kepada selain Allah dan tidak pula menyekutukan-Nya. Ketauhidan ini tidak akan tercapai apabila tidak menggabungkan tauhid uluhiyah dengan rububiyah. Sebab, tidaklah cukup hanya dengan tauhid rububiyah saja.Orang musyrikin Arab telah menyatakan dan mengakui tauhid rububiyah. Tetapi meskipun begitu mereka tidak termasuk sebagai orang beriman, sebab mereka menyekutukan Allah swt. Mereka mempertuhankan selain Allah sebagai sarana perantara untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.
Allah Ta’ala berfirman:
: artinya
3. Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan Kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.
Sejak dulu banyak manusia yang tersesat dari tauhid uluhiyah. Mereka menghambakan diri kepada berbagai Tuhan.
·         Umat Nabi Nuh telah menyembah Wadd, Suwaa’, Yaguts
·         Umat Ibrahim menyembah berhala.
·         Orang mesir kuno menyembah anak lembu.
·         Penduduk Saba’ menyembah matahari,
·         Orang Shabiun menyembah bintang,
·         Orang Majusi menyembah api,
·         Bangsa Arab jahiliyah menyembah patung dan batu.
Mereka semua adalah orang-orang musyrik, karena tidak mentauhidkan Allah dalam beribadah. Dan disadari atau tidak, di tengah-tengah kehidupan masyarakat muslim telah banyak dan marak berbagai fenomena yang sudah termasuk kategori kemusyrikan, baik yang ashghar (kecil) maupun yang akbar (besar),baik yang tersembunyi dan terselubung, ataupun yang sudah terang-terangan.Maka yang terpenting marilah kita kaum muslimin tetap waspada dengan senantiasa berupaya menjaga kemurnian tauhid kita, agar tidak terjebak dalam berbagai praktik penyekutuan kepada Allah baik yang kita lakukan dgn sadar atau tanpa sadar .

BAROKALLAHU LI WALAKUM FIL QUR’ANIL ‘ADZIIIIM.............

Hak-hak Persaudaraan (Ukhuwah) Sesama Muslim


الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ, أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَأَشْكُرُهُ, وَأَسْأَلُهُ الْمَغْفِرَةَ يَوْمَ الدِّيْنِ.وَأَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَامَحَمَّدًاعَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ بِاالْهُدَى وَالنُّوْرِالْمُبِيْنِ,صَلَّى اللهُ وَ عَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
أَمَّا بَعْدُ
فَأُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ تَعَالَى:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأََرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
Segala puji hanya milik Allah , yang telah menjadikan kaum muslimin bersaudara dan saling menyayangi, yang memerintahkan mereka agar saling tolong-menolong dalam kemaslahatan dunia dan agama. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilâh yang haq diibadahi kecuali Allah , tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad  adalah hamba dan utusan-Nya. Semoga keselamatan tercurahkan kepadanya, keluarganya, para shahabatnya dan orang-orang yang mengikuti beliau dengan baik hingga hari kiamat.
Nabi  bersabda,

مَثَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ فِيْ تَوَدِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ كَمَثَلَ الْجَسَدِالْوَاحِدِ ,إِذَااشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِوَالْحُمَّى
“Perumpamaan kaum mukminin satu dengan yang lainnya dalam hal saling mencintai, saling menyayangi dan saling berlemah lembut di antara mereka adalah seperti satu tubuh. Apabila salah satu anggota badan sakit, maka semua anggota badannya juga merasa demam dan tidak bisa tidur.”
Apabila ini yang menjadi kewajiban kaum muslimin, maka ukhuwah ini mewajibkan mereka saling memenuhi hak satu dengan lainnya. Di antara hak tersebut adalah:
·         Mencintai karena Allah  Yaitu tanpa membedakan nasab di antara mereka, juga tanpa egoisme yang membawa mereka kepada sifat tidak baik, akan tetapi karena Allah  semata-mata. Nabi  bersabda,

لاَيُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ ِلأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِىTidak (sempurna) iman salah seorang di antara kamu hingga dia mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda yang artinya, “Ada 3 hal, barang siapa yang berada padanya ia akan merasakan manisnya iman, pertama:  hendaklah Allah  dan Rasul- lebih dia cintai dari pada selainnya; kedua: dia mencintai seseorang semata-mata karena Allah ; ketiga: dia enggan untuk kembali kepada kekafiran  setelah diselamatkan oleh Allah   sebagimana dia juga enggan untuk dilemparkan ke dalam api Neraka.”

·         Mendamaikan mereka.
Apabila ada perselisihan dan perpecahan di antara mereka, maka kewajiban seorang muslim adalah mendamaikannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
فَاتَّقُوا اللهَ وَأَصْلِحُوا ذَاتَ بَيْنَكُمْ وَأَطِيعُوا اللهَ وَرَسُولَهُ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
“Oleh sebab itu, bertakwalah kepada Allah  dan perbaikilah hubungan antara sesamamu; dan taatlah kepada Allah   dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman.” (Q.s. Al-Anfal/8: 1)
Islâh maknanya adalah meluruskan masalah yang diperselisihkan dan mengembalikannya kepada kaum muslimin serta memperbaiki kedua pihak yang berselisih.
Nabi  menganggap perbuatan mendamaikan kaum muslimin sebagai sedekah, maka kewajiban mereka yaitu jika ada perselisihan atau perpecahan di antara mereka, hendaknya mereka damaikan dan luruskan perselisihan tersebut dengan adil, sehingga ukhuwah kembali terjalin di antara mereka.

·         Jujur dalam bermuamalah.
Hendaknya mereka bermuamalah dengan jujur, tidak berdusta, tidak berkhianat dan tidak  menipu dalam jual beli. Hendaknya muamalah jual beli tersebut dilakukan atas dasar niat yang baik, tanpa menutupi aib yang ada pada barang yang dijual dan tanpa berbohong dalam harganya. Kejujuran adalah keselamatan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “ Apabila dua orang muslim bermuamalah jual beli, maka ada khiyar (hak memilih) bagi keduanya. Jika keduanya jujur dan berterus terang, maka keduanya akan mendapat barakah dari jual belinya, dan jika keduanya berdusta dan menyembunyikan, maka barakah akan dihilangkan dari jual belinya.
·         Mendoakan kebaikan kepadanya, mendoakannya dengan maghfirah, agar diberi kemaslahatan dunia dan agama.
“Dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan.”(Q.s. Muhammad/47: 19)

 

Pertama: apabila seorang muslim bertemu dengan saudaranya, hendaknya dia mendahuluinya dengan salam. Memulai salam hukumnya sunah, sedangkan menjawab salam hukumnya wajib, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
وَإِذَا حُيِّيتُم بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَآ أَوْ رُدُّوهَآ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ حَسِيبًا
“Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa).” (Q.s. an-Nisâ`/4: 86)

Kedua: sabda Nabi , “Apabila dia mengundangmu, maka penuhilah.”Maksudnya, apabila dia mengundangmu untuk walimah atau hadir dalam suatu resepsi, hendaknya engkau datang, kecuali apabila ada udzur syar`i yang menyebabkan berhalangan hadir atau memberatkanmu. 

Ketiga: sabda Nabi , “Apabila dia minta nasihat, maka nasihatilah.”Maksudnya, apabila dia meminta nasihat kepadamu dalam suatu perkara dan meminta pendapat kamu yang baik, maka hendaknya kamu bersungguh-sungguh menasihatinya, baik dalam hal yang dia sukai maupun tidak.

Keempat: sabda, “Apabila dia bersin dan memuji Allah  doakanlah dia.” Bersin merupakan nikmat dari Allah , karena mengosongkan udara buruk yang ada di tubuh. Apabila dia bersin, ini merupakan nikmat Allah  yang perlu disyukuri. Sehingga apabila dia memuji Allah , wajib bagi orang yang berada di sisinya untuk mendoakanya dengan mengucapkan, “Yarhamukallâh”. Kemudian orang yang bersin mengucapkan, “Yahdîkumullâh wa yushlih bâlakum.” Ini merupakan perilaku muslimin yang baik, maka hukumnya wajib untuk menjawab orang yang bersin apabila dia memuji Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Kelima: sabda Nabi  “Apabila dia sakit, maka jenguklah.” Menjenguk orang sakit mengandung kebaikan yang banyak, di antaranya bisa mengurangi beban orang yang sakit dan  keluarganya. Mengunjunginya, duduk di sampingnya dan mendoakannya, maka akan membuat dia bahagia dan menguatkan rajâ`-nya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Keenam: sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Apabila dia meninggal dunia, maka iringilah jenazahnya.” Hal itu karena ada doa, permohonan ampun kepadanya, menyenangkan wali dan kerabatnya dan ada unsur memuliakan kedudukan orang yang meninggal. Barang siapa yang menghadiri jenazah, menyalatkan dan mendoakannya, maka dia akan memperoleh pahala satu  qirâth. Barang siapa menyalatkan dan mengiringinya sampai pemakaman, dia akan memperolah 2 qirâth. Ada yang bertanya, “Wahai Rasulullah, apa itu dua qirâth?” Beliau menjawab, “Seperti dua gunung yang besar.”

Wahai hamba Allah , bertakwalah kepada Allah  dan jagalah hak-hak saudara kalian. Allah  berfirman yang artinya,

 Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah , Sesungguhnya Allah   amat berat siksa-Nya.” (Q.s. al-Mâidah/5: 2)

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرَانِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ فِيْهِ ِمنَ اْلأَياَتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ, أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُاللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ,فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُالرَّحِيْمُ